Ohisashiburi nee,
minna-chan (^,^)/
Lama yah gak coret-coret.
Nah kali ini mifta pengen sedikit curhat dan berbagi. Gak tau kenapa lagi
pengen aja. Ya, akhirnya jadilah tulisan ini. Semoga berkenan membacanya.
Hummnnnnn......
Pernahkah terpikir olehmu ketika
kau merasa sesah di dada ternyata kau sebenarnya sedang merindukan seseorang?
Pernahkah kau pikir orang tersebut merasakan apa yang sedang kau rasakan pula?
Atau pernahkah kau mencoba untuk memberanikan diri untuk menanyakan hal itu?
Jika sekarang kau balik
pertanyaan itu kepadaku, maka aku akan jawab...
Ya, aku pernah berpikir
demikian dan hampir mengutarakan apa yang aku rasa terhadapnya. Tapi itu hanya
dapat aku bayangkan. Mengapa? Karena aku terlalu takut akan tak sanggup akan
apa yang akan terjadi didetik setelah kuutarakan perasaan itu.
Dan kini aku merasa segala
hal itu, hal yang membuatku takut untuk mengatakan hal itu aku anggap merupakan
pembodohan terhadap diriku sendiri. Begitu naif. Sungguh, tapi tak bisa aku
pungkiri bahwa sesungguhnya begitulah diriku. Sejujurnya aku sangat ingin, tapi
tak berani untuk melakukan tindakan untuk mendapatkan apa yang kuinginkan itu.
Ibarat cita yang hanya kutulis, hanya sanggup ku khayalkan, tetapi tak
kulakukan langkah apapun untuk melakukannya.
Bodoh. Jika kau membaca
tulisan ini, kusarankan jangan terlalu takut untuk jujur terhadap dirimu
sendiri. Walau aku tau sisi lain dirimu akan berontak, tapi coba untuk
kalahkan. Setelah kau dapatkan mungkin kau akan merasa sedikit lega walau
hasilnya tak seperti yang kau harapkan. Tapi percayalah keberanianmu pasti akan
dia hargai, dengan caranya sendiri tentunya. Aku tak tahu pasti karena aku
bukanlah dia. Aku adalah aku. Tapi percayalah. Yang terbaik selalu ada untuk
kita. Yakin.
Setelah separuh jalan
terlewati, aku bisa simpulkan mungkin ini adalah teori. Teori yang lahir dari
pemikiranku sendiri. Dan aku sadar sesadar-sadarnya ketika ada orang yang
menyatakan bahwa aku adalah wanita teoritis. Tapi inilah hidupku. Inilah hati,
perasaan, dan pikiranku. Aku sangat menghargainya. Aku bangga memilikinya. Aku
bangga akan kepribadianku. Tapi, aku juga sadar akan kelemahanku. Jalan hidup
yang kita lalui memang berbeda, tapi kita pasti memiliki peristiwa penting yang
tak ingin kita lupa. Ya. Mengapa tidak kita coba buat? Mau menunggu? Sampai
kapan? Kita semua tahu jodoh ada di tangan tuhan, tapi tuhan mau kita berusaha.
Percaya dan buktikan.
Dan untuk yang terakhir
aku ingin katakan bahwa, rasa sesak di dada karena kau merindukan seseorang itu
perlu kau perhatikan dengan baik. Rasakan setiap detiknya. Semakin sesak?
Berarti kau benar-benar merindukannya. Ayo, ungkapkan. Tapi, ingat! Bedakan sesak
di dada karena rindu dan sesak di dada karena ashma ;P
Oke, sekian ceritanya
terima kasih atas kesediannya untuk
mapir dan membaca. Senang bisa menulis kembali. Lega rasanya. Buat seseorang
yang tak pernah tahu perasaanku, aku cuma mau bilang “AKU SUNGGUH MERINDUKANMU,
RASANYA SESAK DI DADA”.
Jaa ne~