Senin, 15 Juli 2013

"Sesak di Dada", Katanya :)

Ohisashiburi nee, minna-chan (^,^)/

Lama yah gak coret-coret. Nah kali ini mifta pengen sedikit curhat dan berbagi. Gak tau kenapa lagi pengen aja. Ya, akhirnya jadilah tulisan ini. Semoga berkenan membacanya.

Hummnnnnn......

Pernahkah terpikir olehmu ketika kau merasa sesah di dada ternyata kau sebenarnya sedang merindukan seseorang? Pernahkah kau pikir orang tersebut merasakan apa yang sedang kau rasakan pula? Atau pernahkah kau mencoba untuk memberanikan diri untuk menanyakan hal itu?

Jika sekarang kau balik pertanyaan itu kepadaku, maka aku akan jawab...
Ya, aku pernah berpikir demikian dan hampir mengutarakan apa yang aku rasa terhadapnya. Tapi itu hanya dapat aku bayangkan. Mengapa? Karena aku terlalu takut akan tak sanggup akan apa yang akan terjadi didetik setelah kuutarakan perasaan itu.

Dan kini aku merasa segala hal itu, hal yang membuatku takut untuk mengatakan hal itu aku anggap merupakan pembodohan terhadap diriku sendiri. Begitu naif. Sungguh, tapi tak bisa aku pungkiri bahwa sesungguhnya begitulah diriku. Sejujurnya aku sangat ingin, tapi tak berani untuk melakukan tindakan untuk mendapatkan apa yang kuinginkan itu. Ibarat cita yang hanya kutulis, hanya sanggup ku khayalkan, tetapi tak kulakukan langkah apapun untuk melakukannya.

Bodoh. Jika kau membaca tulisan ini, kusarankan jangan terlalu takut untuk jujur terhadap dirimu sendiri. Walau aku tau sisi lain dirimu akan berontak, tapi coba untuk kalahkan. Setelah kau dapatkan mungkin kau akan merasa sedikit lega walau hasilnya tak seperti yang kau harapkan. Tapi percayalah keberanianmu pasti akan dia hargai, dengan caranya sendiri tentunya. Aku tak tahu pasti karena aku bukanlah dia. Aku adalah aku. Tapi percayalah. Yang terbaik selalu ada untuk kita. Yakin.

Setelah separuh jalan terlewati, aku bisa simpulkan mungkin ini adalah teori. Teori yang lahir dari pemikiranku sendiri. Dan aku sadar sesadar-sadarnya ketika ada orang yang menyatakan bahwa aku adalah wanita teoritis. Tapi inilah hidupku. Inilah hati, perasaan, dan pikiranku. Aku sangat menghargainya. Aku bangga memilikinya. Aku bangga akan kepribadianku. Tapi, aku juga sadar akan kelemahanku. Jalan hidup yang kita lalui memang berbeda, tapi kita pasti memiliki peristiwa penting yang tak ingin kita lupa. Ya. Mengapa tidak kita coba buat? Mau menunggu? Sampai kapan? Kita semua tahu jodoh ada di tangan tuhan, tapi tuhan mau kita berusaha. Percaya dan buktikan.

Dan untuk yang terakhir aku ingin katakan bahwa, rasa sesak di dada karena kau merindukan seseorang itu perlu kau perhatikan dengan baik. Rasakan setiap detiknya. Semakin sesak? Berarti kau benar-benar merindukannya. Ayo, ungkapkan. Tapi, ingat! Bedakan sesak di dada karena rindu dan sesak di dada karena ashma ;P

Oke, sekian ceritanya terima kasih  atas kesediannya untuk mapir dan membaca. Senang bisa menulis kembali. Lega rasanya. Buat seseorang yang tak pernah tahu perasaanku, aku cuma mau bilang “AKU SUNGGUH MERINDUKANMU, RASANYA SESAK DI DADA”.


Jaa ne~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar